Recent Posts

Minggu, 20 November 2016

Kerusakan yang Sering Terjadi Pada Amplifier

Memperbaiki & Mencari Kerusakan Amplifier. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan serta pengalaman bagi sobat semua tentang power amplifier yang mengalami kerusakan entah itu apa kerusakan dan penyebabnya. Banyak faktor penyebab dari kerusakan tersebut, pasti akan panjang dan lebar bila saya jelaskan secara detail dengan teori-teorinya.



Agar sobat semua tidak bingung dan ribet untuk memahaminya langsung saja ke pokok pembahasan dari memperbaiki kerusakan power amplifier. Menurut dari golongan power amplifier itu ada dua jenis yaitu power amplifier stereo dan power amplifier mono. Adapun kerusakan yang sering terjadi pada power amplifier sebagai berikut :





divaizz.blogspot.com




1.Kerusakan karena tidak ada suara / suara antara loud spiker kiri, kanan tidak seimbang alias keras sebelah.


    
    - kerusakan pada tone control mungkin terjadi di potensio balance mengalami kerusakan.
  
    - kerusakan pada stereo tuner fm, pre amp head, pre amp microfon.

    - kerusakan pada kabel input / output tidak tersambung dengan baik bisa juga dari solderannya mentah.

    - kerusakan pada power supply mungkin tegangan antara power tidak keluar sebelah.

    - kerusakan pada bagian buffer (penyangga) power amplifier.

    - kerusakan pada bagian driver (pendorong) power amplifier.

    - kerusakan pada bagian penguat final (sanken, jengkol, mosfet).

    - kerusakan pada speaker kiri kanan ada yang rusak salah satu.




2.Kerusakan distorsi (cacat suara) / power amplifier mendengung.


    - kerusakan pada bagian power supply dioda / kuprok ada yang bocor dan sort.

    - kerusakan pada power supply ke dua elco ada yang kering sebelah.

    - kerusakan pada tune control mungkin ada transistor yang mati sebelah.

    - kerusakan pada buffer power amplifier.

    - kerusakan pada driver power amplifier.

    - kerusakan pada penguat final.   
  




Dari keterangan di atas mungkin bisa membantu untuk mencari di mana letak kerusakan power amplifier sobat, bila belum menemukan di mana letak titik dari kerusakannya maka teliti dengan seksama power amplifier sobat. Demikian Memperbaiki & Mencari Kerusakan Amplifier dan semoga bermanfaat.

Sumber :  http://www.divaizz.com/2013/02/memperbaiki-kerusakan-amplifier.html

Alat - alat Sound System

Anda mungkin kurang memahami apa maksud Sound System? Apa-apa saja alat-alat yang ada di dalam sound system? Karena dalam dua kata ini terdapat kata "system" maka peralatan ini tidak bisa berdiri sendiri atau hanya dibilang sebagai 'Bagian Peralatan Sound'. Semua peralatan dalam fungsi sound system harus saling mendukung antara satu dengan yang lain, maka bisa disebut satu sistim dalam kesatuan Sound. Saya memahami dan belajar sound system secara otodidak karena semenjak Sekolah Dasar saya sudah dilatih oleh tetangga saya untuk membuat sebuah Amplifier. Bila anda memiliki Speaker tanpa ada Power Amplifier, maka Speaker tersebut tidak akan menunjukkan fungsinya sebagai sistim pada sound. Demikian juga bila anda sudah memiliki keduanya maka alat ini pun belum menunjukkan fungsinya sebagai sound system bila tidak ada Microphone. Hal lain untuk dapat dikatakan sebagai sound system tentu harus ada pensupplai listrik di dalamnya agar bisa bekerja sesuai peruntukan dalam membentuk kasatuan bunyi dalam Sistem Sound. Jangan lupa dengan kabel, peralatan ini juga merupakan salah satu pendukung sistim dalam perangkat sound.

Perangkat atau Peralatan pada Soundsystems

Sebagai perkenalan kepada anda tentang apa saja peralatan utama dalam sound system  adalah terdiri dari
  1. Bagian sumber bunyi
    Sumber bunyi terdiri dari Microphone dan input audio, input audio bisa datang dari DVD, komputer dan lainnya. sumber bunyi lainnya bisa berupa guitar listrik, Keyboard/ Electone dan lain-lain.
  2. Bagian Pra audio (input Channel)
    Input channel bisa dibentuk dari  masukan sinyal audio ke bagian Mixer yang mengambil prinsip gabungan beberapa OP Amp.
  3. Bagian pengolah bunyi dan filtering frekuensi
    Bagian ini meliputi Equalizer yang bisa dipasang secara ekternal setelah mixer audio. Pada perangkat Portable sound system hanya terdiri dari satu tombol level yang diberi nama TONE, maksudnya adalah pengatur audio ini hanya menyetel nada Low dan High saja.
  4. Bagian crossover - Audio Distributor
    Bagian ini berfungsi untuk mendistribusikan sinyal audio Low, middle dan High yang akan masuk ke bagian atu blok Amplifier
  5. Bagian penguat level suara/ Amplifer (power Amplifier)
  6. Bagian output transducer atau Loudspeaker
    Speaker terdiri dari beberapa range respon bunyi, yaitu Woofer, Middle dan High (Horn Drive)

Macam-macam Perangkat Sound System Aktif dan Pasif

Sebagai pengetahuan bagi anda sekarang ini sangat maju dalam perkembangan Elektronika terutama dalam bidang Audio. Orang sudah membuat perangkat yang mudah dan simple dalam pengoperasian. Sistim pada sound tadi kini sudah dikemas menjadi satu wadah (Box) dengan fasilitas yang cukup memadai di dalamnya. Di dalamnya sudah meliputi mixer sederhana untuk mencampur beberapa sumber bunyi yang bisa didengar sekaligus. Perangkat ini terdapat fasilitas MIC Input, Mic Wireless, Tone dan Volume Control, Tape Corder atau VCD Player dan Power Suplai serta Power Amplifier. Ada banyak model yang sudah dikombinasikan dalam satu box, contoh peralatan berikut seperti di bawah ini;
  • Compo Deck Player

    Dalam perangkat moderen sudah menggunakan fasilitas Digital Menu dalam pengoperasian. Alat ini bisa kita jumpai dalam rumah kita untuk memutar kaset pita dan malahan Compo sudah dilengkapi dengan DVD Player dan Mic + ECHO untuk berkaraoke. Speaker didisain dalam paket yang sama namun terpisah dalam box utama (bagian Controling). Speaker sudah dilengkapi dengan 2 atau 3 way. Biasanya saat kita menginstalasi alat ini jarak antara Speaker dan perangkat Compo sangat berdekatan. Kabel pada Speaker sudah disediakan oleh pabrik dengan panjang paling tidak 1-2 meter. Jadi ini termasuk katagori Sound Pasif karena jarak kabel penghubung antara Power Amplifier ke Speaker lebih dari 50 CM.
  • Speaker Portable Presentation

    Peralatan ini sama dengan diatas namun disainnya sudah dalam satu kesatuan Box, yaitu Power Amplifier, Speaker, OP Amp, Tape Player dan lainnya. Rata-rata speaker yang digunakan di dalamnya dengan diameter ukuran 8 inci atau 10 inci. Peralatan ini mudah dibawa kemana-mana karena cukup ringan malahan ada yang dilengkapi dengan roda. Fasilitas di dalamnya sudah dilengkapi dengan Microphone tanpa kabel. Bila ada speker di dalam Box yang sama maka ini dimasukkan dalam kategori Speaker Aktif.
  • Speaker Monitor Guitar/ Keyboard

    Untuk musisi yang bermain pada alat musik guitar Elektrik  pasti membutuhkan Speaker Monitor saat mereka sedang memainkan gitar listriknya, karena tanpa speaker kita tak bisa mendengar suara gitar ini secara langsung atau sangat kecil suaranya. Maka untuk mendengarkan suaranya kita harus memakai Amplifier tersebut dan kita bisa memainkannya secara merdu apalagi dengan adanya efek Delay atau Distorsi. Oleh sebab itu diperlukan penguat suara agar bisa kita dengarkan. Saat tampil LIVE dalam permainan musik, masing-masing player dilengkapi dengan Speaker monitor tersendiri. Fasilitas di dalamnya terdapat Power Ampli + speker, Tone, Volume, Jack Input. Speaker Monitor jenis ini masuk dalam kategori Speaker Aktif.
Peralatan Apa Saja Yang Diperlukan Dalam Sound System

Jadi dari keterangan di atas maka Sound System bisa berperan kalau semua sistim peralatan yang ada di dalamnya, baik internal maupun eksternal saling memberikan fungsi dan peran masing-masing untuk menghasilkan akustik suara yang dapat didengar oleh telinga. Jadi kesimpulan utama dalam pengertian diatas tentang peralatan apa saja dalam sound system secara sederhana adalah meliputi:

1. Amplifier (Power Amplifier), di dalamnya mencakup;

  • Pre Amplifier atau disebut Penguatan Tingkat Depan, rangkaian pada blok ini menerima sumber bunyi dan kemudian menguatkan sampai beberapa dB.
  • Bagian Driver atau Buffer (penguatan tingkat menengah atau lanjutan),
  • Bagian Final (penguatan tingkat akhir), pada bagian ini suara terjadi penguatan yang dapat disalurkan ke Speaker sehingga bisa didengar di telinga,
  • Pensuplai listrik ke rangkaian Elektronik Amplifier, semakin besar daya output Power Amplifier maka akan semakin besar catu daya yang dibutuhkan dan tentunya akan semakin berat.

2. Speaker Sound System (Loudspeaker)

Bila kita menggunakan sistim speker aktif maka alat ini menyatu dengan blok Amplifier pada wadah yang sama, namun bila anda menggunakan sistim speker Pasif maka peralatan speker ini mempunyai box tersendiri. Di dalamnya biasanya terdapat 2 way alur nada yaitu High dan Low, untuk nada Mid biaanya sudah terbentuk secara atomatis dari pertemuan atau pencampuran  kedua nada ini. Kadang kita dapat merubahnya menjadi 3 way. Perlu diingat bahwa bila kita membentuk menjadi 3 way maka impedansi Speaker terjadi penurunan yang bila kita menggunakan satu buah speker  bernilai 8 OHM namun bila menjadi 3 way akan berubah menjadi 4 Ohm atau dibawahnya. Konsekuensinya adalah membuat kerja Amplifier akan bertambah berat.

3. External Divice (pendukung)

Yang saya maksudkan disini adalah peralatan diluar blok Speaker (Ampli), mencakup; Microphone, Keyboard (orgen), Gitar Elektrik.

4. Kabel-kabel dan Connector pada Peralatan Soundsystem

Kabel Speaker untuk Audio dan connector sangat berperan dalam sound sistem baik sebagai alur masukan (IN) dan juga penghantar output (OUT) ke speaker. Jarak kabel sangat mempengaruhi bunyi pada speker.

Penutup
Dengan membaca paragrap demi paragrap pada pembahasan di atas semoga anda dapat lebih mengenal peralatan dalam sound system serta anda dapat mengoperasikan dengan benar.
Baca juga mengapa tidak ada suara Microphone di Speaker system.
 

Cara Menghitung Nilai Resistor

Cara Menghitung Nilai Resistor

Cara Menghitung Nilai Resistor 
Cara Membaca Nilai Resistor – Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω).

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor

Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :

Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)

Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :

Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Resistor Chip
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)

Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm

Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)

Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor/

Cara Cek Transistor Dan Mentukan Jenisnya

Transistor

 Transistor dalam dunia elektronik sangatlah populer sekali bahkan transistor ini berperan sangat penting sekali.melihat fungsi transistor adalah dimana transistor ini akan menentukan sekali dalam rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai jangkar rangkaian atau sebagai switch penghubung. transistor sendiri memiliki sifat semi konduktor yang mempunyai 3 kaki yang dimana setiap kaki-kaki transistor mempunyai nama atau nilai sendiri yaitu E untuk emitor, B untuk basis dan C untuk kolektor. dalam berbagai rangkaian transistor mempunyai fungsi sendiri-sendiri misal kalau dipakai di rangkaian amplifer sebagai penguat akhir, untuk stabiliser tegangan dan banyak lagi fungsinya tergantng dengan rangkaian apa yang dipakai
Dalam beberapa susunan Transistor dapat dibedakan menjadi dua bagian hal ini tergantung pada rangkaian apa yang akan digunakan. 2 jenis tersebut adalah transistor PNP dan transistor NPN. untuk simbolnya seperti gambar dibawah ini
Cara Cek Kondisi Transistor dan Menentukan Jenisnya-blog kang miftah
Kalau kita sudah paham apa itu transistor sekarang bagaimana cara mengetahui atau menentukan kaki-kaki transistor itu sendiri. mungkin akan terasa sulit juga karena jenis bentuk transistor sangat banyak sekali beredar dipasaran, namun setidaknya kalau kita paham langkah-langkah dasar menentukan transistor semua akan mudah saja.
Disini saya hanya ingin berbagi pengetahuan dasar saja. yaitu menentukan kaki-kaki transistor apakah transistor PNP atau bisa juga NPN. sebetulnya untuk menentukan hal ini dengan menggunakan aplikasi android yang sudah saya bagikan kemarin sangat mudah dipahami. kalau mau menggunakan aplikasi ini silahkan buka halaman Cara mudah mengetahui kapasitas resistor. aplikasi ini banyak sekali manfaatnya, bukan hanya menentukan kapasitas transistor saja namun juga bagaimana merakit stabiliser menggunakan transistor dan resistor.
Sebagai awal pemahaman cara mengetahui kondisi transistor PNP atau NPN kita harus paham dulu dengan alat ukur multimeter. kalau anda belum paham silahkan buka halaman Menggenal Dasar-Dasar MULTIMETER / AVOMETER. kalau anda sudah paham dengan dasar-dasar multimeter silahkan ikuti terus cara menentukan transistor pnp dan npn.

Cara Cek Kondisi transistor jenis NPN :

  1. Atur Selektor Multimeter ke arah Ohmmeter.
  2. Lalu pilih skala pada batas ukur X 1K.
  3. Selanjutnya hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
  4. Jika multimeter menunjuk arah ke angka tertentu biasanya sekitar 5-20K berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor dalam kondisi rusak atau putus B-C.
  1. selanjutnya lepaskan kedua probe tadi selanjutnya hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
  2. Jika jarum multimeter tidak tidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak atau bocor tembus B-C.
  1. Hubungkan kembali probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
  2. Jika multimeter menunjuk ke angka sekitar 5-20K berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak atau putus B-E.
  1. lalu lepaskan kembali kedua probe kemudian hubungkan kembali probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
  2. Jika jarum multimeter tidak menunjukkan apa-apa atau jarum tidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor dalam keadaan rusak atau bocor tembus B-E.
  1. Sekali lagi untuk memastikan transistor, silahkan hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
  2. Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
pada praktek pengecekan diatas kolektor diusah dicek sudah bisa menentukan, beberapa tahap diatas sudah bisa menentukan jenis transistor NPN. sekarang berlanut ke pengecekan transistor PNP

Cara Cek Kondisi transistor jenis PNP:

  1. Seperti langkah diatas Atur Selektor Multimeter ke arah Ohmmeter.
  2. Lalu pilih skala pada batas ukur X 1K.
  3. Selanjutnya hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
  4. Jika multimeter menunjuk ke angka sekitar 5-20K berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
  1. Kemudian lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
  2. Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
  1. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
  2. Jika multimeter menunjuk ke angkasekitar 5-20K berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
  1. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
  2. Jika jarum multimeter tidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
  1. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
  2. Jika jarum multimetertidak bergerak berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Sumber :  http://blog.kangmiftah.com/2014/04/cara-cek-kondisi-transistor-dan-menentukan-jenisnya.html

Jenis - jenis Resistor




Jenis - jenis Resistor



Jenis-Jenis Resistorpada saat ini hanya ada 2 jenis, yaitu Fixed Resistor (Resistor Tetap) dan Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua jenis resistor tersebut di bagi lagi menjadi beberapa bagian, berikut ini akan kami jelaskan bagian-bagian dari kedua jenis tersebut :
Fixed Resistor (Resistor Tetap) adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor ini adalah sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis dari fixed resistor adalah :
Resistor Kawat
Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.
Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Resistor Keramik
Resistor Keramik
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Resistor Film Karbon
Resistor Film Karbon
Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

Resistor Film Metal
Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.

Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap) adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas yang ada. Jenis dari Variable Resistor adalah :
Potensiometer
Potentiometer
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A” maka potensiometer tersebut bersifat linier.

Trimpot
Trimpot
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.

NTC dan PTC
NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.

LDR
LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman.
Demikian penjelasan singkat mengenai Jenis-Jenis Resistor, semoga artikel yang barusan di sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua.

Sumber : http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-resistor.html

Sabtu, 19 November 2016

Jenis-Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor

Advertisement
Jenis-Jenis Transistor ada beberapa macam dan bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektronika mungkin tidak asing lagi ketika mendengar kata transistor. Tapi bagi orang-orang non-elektro mungkin akan terasa asing dengan istilah transistor. Transistor dalam pengertian yang sangat sederhana adalah seperti kran air. Transistor ini adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa digunakan sebagai penguat, sebagai sirkuit penyambung maupun pemutus, menstabilkan tegangan dan lain sebagainya. Jenis transistor pada umumnya terbagi hanya menjadi dua jenis saja yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan transistor efek medan atau juga dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap dari jenis transistor ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sebagaimana yang akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub. Transistor bipolar termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang paling banyak digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Sedangkan pengertian dari transistor bipolar itu sendiri adalah transistor yang memiliki dua buah persambungan kutub. Sedangkan jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga bagian lapisan material semikonduktor yang kemudian membedakan transistor bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki dari jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K yang berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk fungsi transistor bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.

Contoh Gambar Jenis-Jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor

Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-jenis transistor yang ada adalah transistor efek medan (FET). Transistor jenis ini sama seperti transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki terminal yang dimiliki oleh transistor efek medan adalah Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Transistor efek medan ini atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar memiliki hanya satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari transistor efek medan ini adalah mengatur dan mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Hal inilah yang membedakan antara fungsi transistor efek medan dengan fungsi transistor bipolar pada penjelasan diatas.
Dari sajian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara transistor bipolar dengan transistor efek medan mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dalam cara kerja dan fungsinya. Transistor bipolar yang sebagai regulator arus listrik mengatur besar kecilnya arus listrik yang melalui Emiter yang kemudian berlanjut kepada Basis untuk menentukan seberapa besar arus yang diberikan kepadanya. Sedangkan transistor efek medan mengendalikan elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Lalu adakah cara termudah untuk mengetahui dan menentukan jenis-jenis transistor? Cara termudahnya adalah dengan menggunakan alat ohmmeter jika anda ingin menentukan suatu jenis transistor. Cukup letakkan kaki negatif dari ohmmeter ke katoda dan kaki positif ke anoda.
Demikian penjelasan singkat mengenai jenis-jenis transistor, semoga artikel yang barusan di sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua.

Sumber : http://komponenelektronika.biz/jenis-jenis-transistor.html

Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya

Komponen-komponen Elektronika
Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya – Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
  1. Resistor yang Nilainya Tetap
  2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
  3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
  4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :

Jenis-jenis Resistor

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
  1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
  2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
  3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

Jenis-jenis Kapasitor

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
  1. Induktor yang nilainya tetap
  2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Gambar dan Simbol Induktor :

Jenis-jenis Induktor (Coil)

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
  1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
  2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
  3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
  4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
  5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
  6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

Gambar dan Simbol Dioda:

Jenis-jenis Dioda

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Gambar dan Simbol Transistor :

Jensi-Jenis Transistor

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

Jenis-jenis IC (Integrated Circuit)

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

Jenis-jenis Saklar (Switch)
Sumber : http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/

Simbol Dasar Elektronika



Simbol Elektronika Dasar


 
 
Simbol elektronika dasar maupun simbol elektrik diperlukan disaat kita membuat gambar sistem rangkaian elektrik ataupun rangkaian elektronik. Penggunaan simbol-simbol ini tentunya akan mempermudah pembangunan skema rangkaian serta juga mempermudah pemahaman disaat proses perakitan dilakukan.
Simbol Elektronika Dasar
Seorang electician atau istalatir listrik akan terlebih dahulu membaca skema dari rangkaian elektrik sebelum melalukan proses pemasangan, hal ini dilakukan pula oleh seorang electronic technician. Manfaat penggunaan simbol ini tidak hanya saat proses pembangunan saja, tapi pada saat melakukan penelusuran / trouble shooting untuk service dan maintenance / perbaikan yang diperlukan. Berikut berbagai simbol elektronika dasar yang perlu diketahui:
SIMBOL KOMPONEN KETERANGAN
Symbol Sambungan
Simbol Kabel Kabel atau Wire Listrik Konduktor atau Kabel penghubung
Simbol Kabel Terhubung Koneksi kabel Statusnya Terhubung
Simbol Kabel Tak terhubung Kabel dengan tidak terkoneksi Statusnya Tidak Terhubung atau Terputus
Simbol Elektronika Dasar Relay dan Simbol Saklar /Switch
Simbol Saklar Toggle Switch S P S T Statusnya Terputus dalam kondisi open
Simbol Saklar Toggle Switch S P D T Statusnya Memilih dua terminal koneksi
Simbol Saklar Saklar Push Button [N O] Statusnya Terhubung ketika ditekan
Simbol Saklar Saklar Push Button [N C] Statusnya Terputus ketika ditekan
Simbol Saklar D I P Switch Statusnya Saklar Banyak /Multiswitch
Simbol Saklar Relay S P S T Statusnya Koneksi Untuk Open & Close digerakan dengan elektro magnetik.
Simbol Saklar Relay S P D T
Simbol Saklar Jumper Koneksi memakai pemakaian jumper
Simbol Saklar Solder Bridges Koneksi memakai teknik disolder
Symbol Ground
Simbol Ground Earth Grounds Statusnya Referensi adalah 0 suatu sumber listrik
Simbol Ground Chassis Grounds Statusnya Ground dihubungkan kepada badan suatu rangkaian listrik
Simbol Ground Common / Digital Grounds
Simbol Elektronika Dasar Resistor
Simbol Resistor Resistor Resistor bekerja dengan menahan arus yang berjalan dalam suatu rangkaian listrik
Simbol Resistor Resistor
Simbol Potensio Potensio Meters Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada tiga titik terminal bisa diatur
Simbol Potensio Potensio Meters
Simbol Variable Resistor Variable Resistors Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada dua titik terminal bisa diatur
Simbol Variable Resistor Variable Resistors
Simbol Elektronika Dasar  Kapasitor / Condensator
Simbol Condensator Condensators Bipolar Gunanya menyimpan sebuah arus listrik untuk beberapa waktu
Simbol Condensator Condensators Nonpolar
Simbol Condensator Condensators Bipolar Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
Simbol Condensator Kapasitor yang berpolar Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator
Simbol Condensator Variable Condensator Kapasitor yang nilainya pada kapasitansi bisa diatur
Simbol Elektronika Dasar Induktor / Kumparan
Simbol Lilitan coil, lilitan, spul, induktor, kumparan komponen ini menghasilkan medanmagnet saat arus listrik mengalirinya
Simbol Lilitan Induktor beserta inti besi Kumparan ini memiliki inti besi seperti halnya dengan trafo
Simbol Lilitan Induktor Variable Lilitan ini angka induktansinya bisa diatur
Simbol Elektronika Dasar Power Supply
Simbol Power Supply Sumber tegangn D C Menghasilkn tegangn searh ttap atau konstan
Simbol Power Supply Sumbr Arus Menghasilkn sumbr arus tetap
Simbol Power Supply Sumbr tegangn A C Sumbr tegangn bolak balik seprti dr Perusahaan Listrik Negara / PLN
Simbol Power Supply Generator Penghasil tegangn listrik bolah balik sperti pembngkit listrik Perusahaan Listrik Negara / PLN
Simbol Battery Baterai Menghasilkn tegangn searh ttap
Simbol Battery Baterai lebih dr 1 Cell Menghasilkn tegagn searh ttap
Simbol Regulator Sumbr tegangn yg dpt diatur Sumbr tegangn yn berasl dr rangkain listrik lainnya
Simbol Regulator Sumbr arus yg dpt diatur Sumbr arus yg berasl dr rangkain listrik lainnya
Symbol Meter (Alat Ukur)
Simbol Volt Meter Volt Meters Mengukr tegangn listrik dgn satuan Volt
Simbol Ampere Meter Ampere Meters Mengukr arus listrk dgn satuan Ampere
Simbol Ohm Meter Ohm Meters Mengukr resistensi dgn satuan Ohm
Simbol Watt Meter Watt Metters Mengukr daya listrk dgn satuan Watt
Symbol Lampu
Simbol Lampu Lamp Menghasilkn cahaya saat dialir arus listrik
Simbol Lampu Lamp
Simbol Lampu Lamp
Symbol Dioda
Simbol Dioda Dioda Berfungsi sbg penyearh yg dpt mengalirkn arus listrk 1 arah atau forward bias
Simbol Dioda Zener Zener Dioda Pembuat stabil Tegangn DC / Searah
Simbol Dioda Schottky Schottky Dioda memiliki drop teganan rendh, biasnya terdpt dlm IC logika
Simbol Dioda Varactor Varactor Dioda Gabungn Dioda juga Kapasitor
Simbol Dioda Tunnel Tunnel Dioda Tunnel Dioda
Simbol LED Light Emitting Diode/ LED menghasilkn cahaya saat dialri arus listrk DC 1 arah
Simbol Photo Dioda Photo-Dioda Menghasilkn arus listrk saat mendpt cahaya
Symbol Transistor
Simbol Transistor NPN Transitor Bi polar N P N Arus listrk akan mengalr / EC saat basis /B menjadi positif
Simbol Transistor PNP Transistor Bi polar P N P Arus listrk akan mengalr/ CE saat basis/ B menjadi negatif
Simbol Transistor Darlington Transitor-Darlington Gabungn dari 2 transistor Bipolar tuk meningkatkn penguatn
Simbol Transistor JFET N Transistor J F E T-N Field Effects Transistor kanal-N
Simbol Transistor JFET P Transistor J F E T-P Field Effects Transistor kanal-P
Simbol Transistor NMOS Transistor N M O S Transistor M O S F E T kanal-N
Simbol Transistor PMOS Transistor P M O S Transistor M O S F E T kanal-P
Symbol dr Komponen Lainnya
Simbol Motor Listrik Motor adalah simbol Motor Listrik
Simbol Trafo Transformator, Trafo, Transformer Penurun & penaik tegangn A C Bolak-Balik
Simbol Bel Listrik Bell Listrik Berbunyi saat dialir arus listrk
Simbol Buzzer Buzzer Penghasl suar buzz saat dialir arus listrk
Fuse, Sikring Pengaman yg akan putus saat melebih kapasits arus
Simbol Sikring Sikring/ Fuse
Simbol Bus B u s Terdir dr banyk jalur data ato jalur addres
Simbol Bus B u s
Simbol Bus B u s
Simbol Opto Coupler O p t o Coupler Sbg isolasi antar 2 rangkain yg berbda. Dihubungkn oleh cahya
Simbol Speaker Speakers Mengubh signal listrk menjd suara
Simbol Mic Microphone/ Mic Mengubh sinyal suara menjd arus listrk
Simbol Op-Amp Operational Amplifier, Op Amp Penguat sinyal input
Simbol Schmitt Trigger Schmitt Triggers Dpt mengurang noise
Simbol ADC Analog to Digital, ADC Mngubah sinyal analog menjdi data digital
Simbol DAC Digital to Analog, DAC Mngubah data digital menjd sinyal analog
Simbol Oscillator Ocsilator, Crystal Pnghasil pulsa
Symbol Antenna
Simbol Antenna Antena Pemancar & penerim sinyal radio
Simbol Antenna Antena
Simbol Antenna Dipole Antena Gbungan dr simple Antena
Simbol Elektronika Dasar Gerbang Logika / Digital
Simbol Gerbang NOT N O T Gate Out put akan merupkan kebalikn input
Simbol Gerbang AND A N D Gate Out put akan 0 jk salah 1 input 0
Simbol Gerbang NAND N A N D Gate Out put akan 1 jk salah 1 input 0
Simbol Gerbang OR O R Gate Out put akan 1 jk salah 1 input 1
Simbol Gerbang NOR N O R Gate Out put akan 0 jk salah 1 input 1
Simbol Gerbang EX-OR EX OR Gate Out put akan 0 jk input adalah sama
SImbol D-Flip-Flop D Flip Flop Dpt brfungsi sbg pnyimpan data
Simbol Multiplexer Multiplexer 2-to-1 Menyeleksi salah 1 data input yg akan dkirim keoutput
Simbol Multiplexer Multiplexer 4-to-1
Simbol D-Multiplexer D Multiplexer 1-to-4 Mnyeleksi data input tuk dkirim kesalah 1 output